Thursday, January 11, 2007

Deklarasi Kawasan Konservasi Daerah di Kabupaten Raja Ampat

Drs. Marcus Wanma M.Si, Bupati Kabupaten Raja Ampat
Bersama dengan Bapak Yaya Mulyana Direktur Kawasan Konservasi dan Taman Nasional Laut
Departemen Kelautan dan Perikanan dan Rilly Johani, Country Director The Nature Conservancy Indonesia Programe

Pembacaan dan Penyerahan Naskah Mandat Adat Kepada Pemerintah Kabupaten Raja Ampat
untuk mengelola kawasan laut Raja Ampat
berikut 7 kawasan konservasi laut daerah di Raja Ampat
Oleh Wakil Masyarakat Adat dari Empat Pulau Besar di Raja Ampat



Pembacaan dan Penyerahan Naskah Mandat Adat Kepada Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk mengelola kawasan laut Raja Ampatberikut 7 kawasan konservasi laut daerah di Raja Ampat Oleh Wakil Masyarakat Adat dari Empat Pulau Besar di Raja Ampat

Desain Jejaring Kawasan Perlindungan Laut di Indonesia


Southeast Misool. Pada tanggal 27 – 31 Maret 2006, The Nature Conservancy-Coral Triangle Centre (TNC-CTC) Raja Ampat Program telah melaksanakan Kegiatan Workshop II dalam Mendesain Jejaring Kawasan Perlindungan Laut (KPL) di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Lokasi kerja (Camp) Strat Panah Panah (SPP) milik PT. Yellu Mutiara, District Misool Timur Selatan. Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop I yang telah dilaksanakan di Taman Nasional Komodo (TNK), Nusa Tenggara Timur.

Tujuan utama dari workshop ini adalah bahwa dengan dilaksanakannya empat seri workshop, yaitu pertama di Komodo (NTT), kedua di Raja Ampat (Papua), ketiga di Berau (Kalimantan), dan terkhir di Wakatobi (Sulawesi), maka para peserta telah memiliki bekal yang cukup methode dan petunjuk yang memadai dalam memadukan ketangguhan habitat dalam merancang suatu jejaring Kawasan Perlindungan Laut.

Dalam workshop selama emapat hari tersebut, dua puluh tujuh delegasi hadir yang mewakili berbagai lembaga baik Instansi Teknis/Mitra dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang merupakan mitra TNC serta staf lapangan TNC sendiri. Dari 27 tujuh peserta yang hadir antara lain utusan dari kantor lapangan TNC di Wakatobi Sulawesi Tenggara 2 orang, Balai Taman Nasional K…(BTNK) Wakatobi 2 orang, kantor lapangan program bersama TNC-WWF Berau 2 orang, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Berau masing-masing 1 orang, TNC-CTC Raja Ampat Program 5 orang, CI Raja Ampat 2 orang, BKSDA Papua II 1 orang, kantor Departemen Kehutanan (PHKA) dan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Jakarta masing-masing 1 orang. Dalam workshop tersebut juga hadir Direktur Konservasi Kawasan, Direktorat jendral PHKA, Departemen Kehutanan Republik (Bpk. Ir. Banjar J. Laban). Workshop tersebut difasilitasi oleh beberapa staf dari The Nature Conservancy-Global Marine Inisitives (TNC-GMI) yang berkedudukan di USA dan Australia serta beberapa staf dari kantor TNC-CTC bali yang dipimpin Dr. Rodney Salm (Ahli Karang).

Workshop tersebut di buka secara resmi oleh Bapak Direktur Konservasi Kawasan (Ir. Banjar J. Laban). Turut memberikan sambutan dalam acara tersebut Bapak Kepala Distrik Misool Timur Selatan (Muhidin Umalelen S.Sos) yang mewakili pemerintah setempat. Salam sambutannya, Kepala Distrik Misool Timur Selatan mengharapkan adanya peran dan kerjasama yang baik dari pihak LSM dalam hal ini TNC dalam mengelola dan menjaga sumberdaya laut yang ada demi kesejahteraan masyarakat Misool. Selanjut, dalam arahan yang diberikan oleh pimpinan TNC khususnya yang banyak menginisiasi konservasi untuk laut di dunia, Dr. Rodney Salm (Salah satu ahli terumbu karang yang terkenal di dunia) bahwa Kepulauan Raja Ampat lebih khusus daerah sekitar Misool memiliki terumbu karang yang tangguh (resilience). Jenis-jenis terumbu karang ini mengalami kemampuan untuk bias kembali tumbuh (recovered) bila mengalami gangguan baik alam maupun akibat ulah manusia.

Pada workshop pertama yang berlangsung di Komodo, telah dipelajari bersama tentang beberapa petunjuk interaktif dalam kaitannya dengan ketangguhan karang. Termasuk dalam petunjuk interaktif yang dipelajari antara lain bagaimana mengembangkan petunuk dalam mengklasifikasi habitat (habitat classification scheme) dan criteria lain yang berhubungan dengan pemilihan habitat-habitat target yang akan dimasukan dalam jejaring atau zona perlindungan laut. Hal itu termasuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang terwakili untuk perlindungan dalam zona perlindungan.

Dalam workshop kali para peserta banyak berdiskusi tentang bagaimana menganalisa dan menginterpretasikan temuan-temuan selama tiga bulan terakhir yang di dapat oleh masing-masing team lapangan setelah workshop pertama di Komodo. Hal tersebut sangat penting dalam menyusun jejaring Kawasan Perlindungan Laut. Dalam workshop tersebut juga telah disepakati beberapa langkah teknis tentang bagaimana membangun atau mendesign suatu KPL yang tangguh.

Dalam kegiatan tersebut, para peserta dan fasilitator juga memiliki kesempatan kunjungan lapangan untuk melihat kondisi terumbu karang di beberapa daerah di sekitar Misool Timur Selatan. Tempat tempat tersebut adalah Pulau Lase, Pulau Jam, Pulau Yall, P. Wayil, dan P. Wagmab. Dalam kunjungan lapangan tersebut para peserta diberikan gambaran dan contoh-contoh lapangan tentang beberapa komunitas terumbu karang yang mulai tumbuh kembali (recovered) setelah mengalami kerusakan.

Lokakarya tersebut di tutup secara resmi oleh Dr. Rodney Salm, dari TNC-Global Marine Inisiatives (GMI) USA pada tanggal 30 Maret 2006 (OL).

Tuesday, January 9, 2007

The Nature Conservancy dan Kawasan Perlindungan Laut di Raja Ampat

Sejak tahun 2002, TNC-CTC telah menaruh perhatian besar pada wilayah ini sebagai prioritas utama dalam upaya pelestarian laut. Raja Ampat merupakan daerah dengan tingkat keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia dan mempunyai peranan penting dalam ekosistem di segi tiga karang dunia. TNC bersama berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah, LSM Internasional, LSM lokal, Dewan Adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan semua komponen yang ada di masyarakat akan merancang suatu model pengelolaan jejaring Kawasan Perlindungan Laut (KPL) yang mencakup bentang kepala burung papua. Jejaring KPL merupakan suatu cara untuk melestarikan sumber daya hayati laut sekaligus menjamin perikanan berkelanjutan dan pengembangan usaha-usaha non-ekstraktif lainnya. Jejaring KPL telah terbukti di banyak negara mampu melindungi dan melestarikan sumberdaya hayati laut.

Sebagai daerah yang paling tinggi tingkat keanekaragaman hayati lautnya di dunia, sangat perlu untuk adanya upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga pelestariannya terutama dalam melindungi habitatnya, keragaman genetika, struktur usia, dan keseimbangan antar seluruh komponen kehidupan dalam ekosistemnya. Oleh karena itu tujuan jangka panjang kehadiran TNC-CTC di wilayah ini adalah:

  1. Mempertahankan keanekaragaman hayati Kepulauan Raja Ampat paling tidak sama dengan tingkatan tahun 2003, dan
  2. Membentuk bersama dengan mitra lainnya- jejaring Kawasan Perlindungan Laut (KPL) yang tangguh dalam rentang bentang laut Kepala Burung guna mempertahankan sumberdaya yang ada bagi kemakmuran masyarakat Raja Ampat.

Melalui pembentukan kawasan perlindungan laut (KPL) dan pengelolaan yang baik di kawasan perairan Raja Ampat akan mampu menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Kawasan Raja Ampat sekaligus mampu memulihkan wilayah-wilayah laut yang selama ini telah rusak akibat praktek-praktek pemanfaatan hasil laut yang tidak ramah lingkungan atau bersifat merusak. Beberapa kajian menunjukkan bahwa kehadiran kawasan perlindungan laut dengan pengelolaan yang baik akan memberikan dampak positif dalam beberapa hal seperti meningkatnya jumlah species, ukuran populasi, dan meningkatkan hasil reproduksi hewan dan tumbuhan laut secara signifikan dan berjangka panjang. Jaringan kawasan perlindungan laut yang dirancang dengan teliti dan dengan pengelolaan yang terencana baik akan mampu melindungi berbagai species langka dalam jumlah yang besar dalam skala ecoregional.

Langkah untuk mewujudkan kedua tujuan jangka panjang tersebut dilakukan TNC-CTC Raja Ampat dengan memprioritaskan pada 5 (lima) program utama.

  1. Pengembangan dan dukungan kebijakan lokal terhadap suatu koalisi bagi pengelolaan kawasan perlindungan laut dan konservasi laut.
  2. Pengembangan dukungan teknis bagi pendesainan jaringan, pemilihan site dan penentuan kawasan perlindungan laut.
  3. Perencanaan konservasi kawasan.
  4. Community outreach dan komunikasi.
  5. Monitoring dan pengawasan.

Untuk mempermudah implementasi dari ke lima program utama tersebut, TNC-CTC Raja Ampat telah membangun kantor lapangan di 2 (dua) wilayah di Raja Ampat yakni di Distrik Kofiau yang peresmiannya dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat pada tanggal 15 Juni 2005. Sementara kantor lapangan kedua sedang dibangun di wilayah Distrik Misool Selatan, tepatnya di kampung Harapan Jaya.

Berpusat dari kedua kantor lapangan itulah semua program konservasi akan diimplementasikan ke wilayah-wilayah di Kabupaten Raja Ampat.

Please Visit to http://www.rajaampat.org